- Joined
- Aug 6, 2008
- Messages
- 2,054
- Points
- 0
Beberapa Fakta Sejarah Pertama Wahyu pertama turun kepada Rasulullah saw. ketika usia beliau genap empat puluh tahun, tepat pada tanggal 17 Ramadhan. Dalam buku Shahih Bukhari, Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Aisyah ra, “Mulanya Nabi saw. sering bermimpi melihat sinar, persis seperti sinar di waktu subuh. Kemudian mulailah beliau suka menyepi untuk beribadat, lalu menyendirilah beliau di Gua Hira’ beberapa waktu lamanya. Untuk itu beliau membawa bekal secukupnya. Setelah habis, beliau pun kembali ke rumah untuk mengambil tambahan. Demikianlah perbuatan itu berjalan sedemikian rupa, sehingga beliau menemukan kebenaran dan menerima kedatangan Malaikat Jibril yang mengatakan: Bacalah! Aku tidak bisa membaca, jawab Nabi. Kemudian Malaikat memeluknya erat-erat dan setelah melepaskannya berkatalah dia: Bacalah! Aku tidak bisa membaca, jawab Nabi untuk yang kedua kalinya. Malaikat kembali berbuat seperti semula. Setelah lepas, kembalilah dia mengatakan: Bacalah! Aku tidak dapat membaca, jawab Nabi untuk yang ketiga kalinya. Malaikat kembali lagi memeluknya erat-enat, kemudian melepaskannya lalu mengatakan: Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Menciptakan manusia dan segumpal darah. Bacalah nama Tuhanmu Yang Maha Mulia. Yang mengajarkan manusia dengan pena. Mengajari manusia apa-apa yang tidak diketahuinya." (Al-Alaq: 1-50) Setelah itu Nabi pun segera pulang ke rumah dengan perasaan khawatir dan badan gemetar, menemui isterinya, Khadijah binti khuailid. Sesampainya di rumah berkatalah beliau, “Selimuti aku!” Berulang kali kata-kata ini diucapkannya, sehingga beliau diselimuti oleh isterinya. Ia diam beberapa saat, dan sementara itu rasa takutnya sudah hilang. Diceritakannyalah pada Khadijah peristiwa yang telah terjadi atas dirinya di Gua Hira’. “Sungguh aku khawatir,” ujarnya. Khadijah berkata, “Tidak usah khawatir, sekali-kali tidak usah khawatir. Demi Tuhan, Ia tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Sebab engkau adalah orang yang selalu memelihara silaturrahmi, membantu orang yang tidak punya, menghormati tetamu dan menolong orang yang menderita dalam membela kebenaran.” Kemudian diajaknya Nabi pergi menemui pamannya, Waraqah bin Naufal, seorang yang beragama Nasrani dan pernah menyalin kitab Injil berbahasa Ibrani. Beliau sudah tua dan tidak dapat melihat lagi. “Wahai Paman, dengarkan kemenakanmu bercerita,” ujar Khadijah. “Wahai anak saudaraku, apakah gerangan yang telah menimpa dirimu,” katanya balik bertanya yang ditujukan kepada Nabi Muhammad saw. Nabi pun bercerita. Dan setelah Nabi bercerita, Waraqah berkata, “Itu malaikat yang pennah turun kepada Nabi Musa. Seandainya aku masih hidup dan masih kuat, pastilah aku akan menolongmu, karena engkau akan diusir oleh kaummu nanti.” Rasulullah saw. kemudian bertanya heran. “Akankah mereka mengusirku?” tanyanya. “Ya,” jawab Waraqah singkat. “Tak seorang pun yang mengalami apa yang kau alami ini, kecuali dimusuhi oleh orang-orang jahil. Dan kalau saja aku ini masih hidup pada waktu engkau diusir nanti, pastilah aku menolongmu,” katanya meyakinkan. Tidak berapa lama berselang, berpulanglah Waraqah ke hadirat Allah Swt. Sementara Nabi saw. menanti-nanti wahyu yang ternyata terputus beberapa lama. Menurut riwayat Ibnu Hisyam dan Ibnu Ishak dikatakan, “Jibril mendatangi Nabi yang sedang tidur di Gua Hira’. Ia membawa sehelai kain sutera yang bertuliskan, lalu menyuruh Nabi membaca. “Maka saya pun membacanya,” kata Nabi, dan Jibril pun segera berlalu dan aku sendiri terbangun dari tidurku. “Apa yang saya baca sewaktu tidur tadi itu seakan-akan tertulis pula dalam hatiku,” kata Rasulullah saw. Selanjutnya aku keluar dan gua itu dan berjalan di atas gunung di mana gua itu terdapat. Tiba-tiba aku mendengar suara dari langit yang mengatakan, “Hai Muhammad, lihatlah ke angkasa, dan terlihatlah olehku Malaikat Jibril dalam rupa seorang laki-laki, dua kakinya bertengger di atas langit sambil menyerukan, Hai Muhammad, engkau adalah Rasulullah dan aku adalah Jibril.” Saya coba memalingkan wajah pandangan ke arah lain, tapi ke mana mataku memaٌndang maka di sana terlihat lagi Jibril. Aku tetap tidak berjalan maju atau mundur. Tiba-tiba aku sadar di sisiku hadir beberapa orang yang sengaja diutus Khadijah untuk mendapatkanku.” Kedua Orang yang pertama sekali beriman dan memeluk agama Islam ialah isteri Nabi sendiri, Khadijah. Kemudian masuk Islam pula Ali, yang baru berumur sepuluh tahun. Seterusnya disusul oleh Zaid bin Haritsah (pembantu rumah tangga Nabi) dan Abu Bakar ra Dari kalangan hamba, yang pertama sekali memeluk Islam ialah Bilal bin Rabah Al-Habsyi. Dengan urut-urutan di atas teranglah, Khadijah merupakan orang pertama mengimani dan memeluk agama Islam. Rasulullah mengerjakan shalat pertama kali pada hari Senin, berjamaah dengan Khadijah. Waktu itu shalat baru dua waktu, yaitu pagi dan petang dengan dua rakaat untuk masing-masing waktu. Ketiga Setelah yang pertama, terputuslah penurunan wahyu beberapa waktu. Dalam kaitan ini terdapat perbedaan pendapat tentang berapa lamanya masa kosong tersebut. Namun demikian kita berkesimpulan, lama masa kosong itu maksimum tiga tahun dan minimum enam bulan. Yang terakhir inilah agaknya yang lebih benar. Keterputusan wahyu menimbulkan kesedihan dan kegelisahan jiwa Nabi, karena ia menduga wahyu yang akan diturunkan kepadanya sudah habis, yang berarti pedoman hidup manusia hanya terdiri dari beberapa ayat saja, yaitu yang telah diturunkan kepadanya di Gua Hira’ saja. Akan tetapi kesedihan itu terobati dengan turunnya wahyu selanjutnya, sebagaimana diceritakan oleh Nabi sendiri dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Jabir bin Abdullah Al-Anshari.. Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, Nabi bersabda, “Ketika aku berjalan-jalan, terdengar olehku suara dari langit lalu aku memandang ke arahnya. Aku melihat Malaikat Jibril yang pernah datang kepadaku di Gua Hira’. Ia duduk di atas Kursi antara bumi dan langit. Karena timbul rasa takut, aku pulang ke rumah dan kembali minta diselimuti kepada Khadijah. Ketika itulah Allah menurunkan wahyu-Nya. Wahai orang yang benselimut, bangunlah dan berikan kabar peningatan. Dan Tuhanmu, agungkanlah. Dan pakaianmu bersihkan, dan perbuatan dosa tingalkan.